Menu

Mode Gelap

Teknologi · 2 Mar 2022 11:02 WIB ·

Bitcoin dkk Menguat, Akibat Spekulan Siasati Sanksi Ekonomi ke Rusia?


					Bitcoin dkk Menguat, Akibat Spekulan Siasati Sanksi Ekonomi ke Rusia? Perbesar

Jakarta – Sejumlah analis menduga lonjakan harga Bitcoin dan sejumlah aset kripto besar lainnya pada hari ini di antaranya dipicu oleh tindakan para spekulan di tengah peperangan Rusia dan Ukraina.

“Harga Bitcoin naik signifikan, Ethereum pun juga naik. Ini mengindikasikan para spekulan bermain,” ujar Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi saat dihubungi pada Selasa, 1 Maret 2022.

Para spekulan menggunakan aset kripto selama konflik Rusia dengan Ukraina karena menganggapnya sebagai alternatif aset yang aman selain dari komoditas emas.

Saat harga emas turun, Ibrahim memperkirakan, spekulan mulai menginvestasikan lagi dananya di kripto. Apalagi saat terjadi embargo, perdagangan kripto lewat jaringan Blockchain relatif tak bermasalah karena tidak ada regulasi global yang mengaturnya.

Ibrahim menyatakan, sebelum Rusia menyerang, sudah ada strategi memutar uang di jaringan Blockchain tersebut. Sehingga kebutuhan dana besar untuk perangnya dicairkan melalui koin kripto yang diinvestasikan.

“Walaupun kita lihat inflasi cukup besar, obligasi jatuh, Rusia fokus terhadap Bitcoin,” katanya.

Selain itu, menurut Ibrahim, saat sejumlah negara Barat menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Rusia dengan melakukan embargo, sulit bertransaksi dengan mata uang yang sah. Oleh karena itu, Bitcoin digunakan untuk membeli barang-barang seperti minyak bumi, sekalipun di pasar gelap.

Hal senada disampaikan oleh Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira. Ia menyatakan praktik transaksi kripto digunakan oleh Rusia dalam tekanan sanksi ekonomi yang berat.

Akhirnya Rusia menggunakan cara alternatif untuk membeli minyak dan komoditas lainnya, karena kripto di Rusia digunakan sebagai alat pembayaran. “Ini yang dikhawatirkan maraknya pemanfaatan aset kripto untuk menghindari sanksi-sanksi ekonomi. Jadi cara yang digunakan Rusia bukan cara yang baru,” kata Bhima saat dihubungi.

Bhima menjelaskan, Ukraina pun juga menerapkan hal serupa setelah Menteri Luar Negeri menyerukan untuk transaksi menggunakan kripto Ethereum. Langkah itu dinilai efektif untuk menghimpun dana secara cepat.

Pemanfaatan kripto pun mulai diterima sebagai alat pembayaran saat terdesak bagi negara yang berperang. Tidak hanya itu, negara yang sedang tidak berkonflik pun juga kemungkinan menggunakan kripto untuk membeli produk dari negara yang sedang konflik.

“Kita tidak tahu yang membeli migas dari Rusia, negara mana saja kan,” ujar Bhima.

Berdasarkan situs coinmarketcap.com, harga Bitcoin hari ini pada pukul 17:24 WIB sekitar Rp 619,6 juta (US$ 43.126,69) yang mengalami peningkatan 12 persen selama 24 jam terakhir. Sedangkan kemarin harganya sekitar Rp 550,2 juta (US$ 38.300,74).

Seiring dengan Bitcoin, Ethereum pada waktu yang sama, harganya naik 9,4 persen dalam 24 jam terakhir menjadi US$ 2.879,17 atau sekitar Rp 41,3 juta. Padahal kemarin harga ETH bertengger di US$ 2.632.73 atau sekitar Rp 37,8 juta.

Sumber : Tempo

Beberita Komen
Artikel ini telah dibaca 50 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Elon Musk Penuhi Janji, Warga Ukraina Nikmati Internet Starlink 200 Mbps

2 Maret 2022 - 11:35 WIB

internet-di-ukraina-down-elon-musk-turun-tangan

Hacker Anonymous Nyatakan Perang Dunia Maya Lawan Rusia

2 Maret 2022 - 10:38 WIB

hacker

Arab Saudi Bawa Haji ke Metaverse dengan VR Hajar Aswad

9 Februari 2022 - 07:21 WIB

hajj metaverse
Trending di Teknologi